Apa itu gTLD (Generic Top-Level Domain) / Dot Anything?
Bulan depan (Juni 2011), revolusi internet akan diumumkan secara resmi di Singapura, dimana alamat web akan dikembangkan di luar batas dot com; Misalnya “.canon”, “.facebook”, dll. Top-Level Domain generik / dot anything, bisa dibeli seharga 185.000 dollar AS. Badan pemerintahan, Merk-merk ternama, dan pengusaha online, akan berebut nama-nama TLD generik dalam kurun waktu 60 hari, yang disediakan khusus untuk mengirimkan aplikasi, beberapa waktu setelah pengumuman resminya. Alamat-alamat TLD generik sepertinya akan aktif di pertengahan tahun depan.
Bayangkan betapa berharganya TLD generik seperti “.sex” atau “.music”, yang tanpa memasang halaman apapun, dipastikan ribuan orang tetap mengaksesnya. Misalnya untuk “.music”, pemilik bisa memasang harga khusus bagi musisi dan band untuk membeli sub-domain, atau pun memasang iklan. Seperti layaknya Myspace.
Beberapa pihak telah menyatakan tertarik untuk membeli alamat TLD generik, seperti kota London, New York, Berlin, Paris, dan merk kamera Canon. Tentunya ICAAN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers), organisasi yang bertanggung jawab atas alamat-alamat internet dan IP, tidak akan menjual nama-nama populer yang dilindungi oleh hak paten.
Dampak terhadap Search, khususnya SEO
Para ahli mengemukakan bahwa ketergantungan user dengan search engine seperti Google akan berkurang dengan adanya TLD Generik. Namun menurut saya, hal ini belum tentu akan terjadi. Mereka mengatakan, daripada mencari restoran di London dengan menggunakan Google, lebih mudah untuk langsung browse ke “restaurants.London”. Tetapi, bagaimana caranya user mengetahui bahwa ada alamat web “restaurants.London”? Tentunya mereka harus mencarinya terlebih dahulu di Search Engine, bukan?
Untuk sekedar ilustrasi, cukup aman mengatakan bahwa hampir semua orang tahu alamat tepat website Facebook, YouTube, dan Yahoo. Tetapi mereka tetap mencarinya terlebih dahulu di search engine sebelum mengaksesnya. Lebih konyolnya lagi, mereka bahkan mengetikkan alamat lengkap situs-situs tersebut (contohnya “facebook.com”) di Google.
Selain itu, alamat seperti “restaurants.London” tiada lebihnya dari sebuah direktori web biasa, seperti direktori-direktori web yang telah ada. Organisasi pemilik TLD generik ini pun bisa saja mengambil keuntungan dari pemasangan “iklan-iklan” tersebut, jadi ke-netral-annya pun juga diragukan.
Pertanyaan yang harus diajukan adalah:
- Jika anda men-search, lalu menemukan website dengan TLD generik, apakah anda akan lebih mempercayainya?
- Apakah website-website dengan TLD generik akan menarik CTR (Click-Through Rate) yang lebih tinggi?
Jika anda menjawab “Ya” untuk kedua pertanyaan di atas, maka kita bisa berasumsi bahwa search engine juga akan mengubah algoritme ranking mereka, untuk menguntungkan TLD-TLD generik ini.
Kesimpulan
Dengan mengemukakan pendapat saya di atas, perubahan ini tergolong besar. Namun adakah keuntungan untuk membeli TLD generik? Tentu saja ada, tapi lebih dari sisi defensive, untuk mencegah kompetitor dan pengusaha online membeli TLD merk atau usaha kita, dan meraih keuntungan ke depannya.
Apakah ranking website dengan TLD generik akan lebih tinggi? Menurut saya masih terlalu cepat untuk menarik kesimpulan apapun. Search engine-search engine utama pun belum ada yang mengeluarkan komentar apa-apa.
Pertanyaan selanjutnya adalah, lebih baik anda mengeluarkan 185.000 dollar AS untuk ber-investasi di TLD generik ini, atau menggunakan uang tersebut untuk SEO dan SEM, yang ukuran ROI (return of investment)-nya bisa dilacak dengan mudah? Jawabannya berbeda untuk masing-masing pihak 🙂
manteb, nambah wawasan baru
mungkin buat kalangan berduit dan butuh gengsi, akan pilih yg generik itu kali yah 😀
klo buat blogger jelata kek ane cukup .com/net/org/info aja 😀
Mungkin malah brand-brand gede maen beli aja gTLD brand mereka, untuk “defense” sebelum dibeli orang lain. Dipake juga belum tentu hehe.