Telah 3 bulan lamanya saya kerja dan tinggal di Australia, tepatnya di Sydney, di salah satu perusahaan advertising terbesar di dunia. Saya bekerja sebagai Search Engine Optimization (SEO) Account Manager. Saya suka pekerjaan saya. Company-nya trendy, penuh dengan anak muda, pekerja-pekerjanya internasional, gaji yang diberikan lumayan OK. Sydney juga adalah sebuah kota yang sangat nyaman.
Tidak jelas juga mengapa malam itu saya iseng-iseng buka website lowongan kerja di Google, dan melihat lowongan kerja di Google Singapore, untuk posisi Digital Media Consultant. Langsung saya tulis cover letter, dan kirim CV saya. Selama ini, saya telah meng-apply kerja di Google sebanyak 4 kali dan belum pernah mendapatkan respon yang bagus. 2 kali saya melamar untuk Google UK di London, 1 kali untuk tim YouTube UK di London, dan 1 kali untuk Google Asia Pacific di Singapore.
Mohon maaf, saya tidak bisa membeberkan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan dalam kelima wawancara saya dengan Google, karena terikat dengan perjanjian NDA (non-disclosure agreement).
Wawancara dengan Recruiter Google Singapore
Sebulan kemudian saya menerima email dari recruiter Google Singapore. Recruiter ini orang Perancis, beliau sangat ramah. Dia menanyakan beberapa hal di emailnya (saya copy-paste):
- Are you currently in employment?
- What is your notice period/availability to start?
- What are your salary expectations (very approximate range)?
- What were your overall grades in your degrees,respectively?
- What were the reasons for leaving your 3 most recent roles on your CV?
- Your top achievement in your career to date – can you please send a bullet on that?
- Would you require Google to sponsor a visa on your behalf?
- Why are you interested by this position?
- What would your availability be like to take a 20-30 minute telephone interview if we were to proceed, and what would be the best phone number to reach you?
Malam itu juga saya balas emailnya. Dan keesokan harinya, recruiter ini menelfon saya untuk wawancara. Dia menanyakan beberapa hal umum seperti tujuan karir, pengalaman, dan beberapa hal strategis dan teknis dalam hal online marketing.
Saya sempat menanyakan tentang proses recruitment, berapa lama prosesnya, dan adakah on-site interview dimana saya harus mendatangi kantor Google Singapore? Dia bilang umumnya proses akan memakan waktu 1 bulan lebih, karena kira-kira untuk posisi saya ini akan diadakan 4 sampai 5 wawancara. Dan 2 wawancara harus dilakukan on-site, dimana saya harus datang ke Google Australia di Sydney untuk melakukan video conference dengan Google Singapore. Terlalu mahal untuk membeli tiket Sydney-Singapore pulang-pergi demi dua wawancara. Setelah itu, hiring committee di Google Amerika yang pada akhirnya akan memberikan approval. Proses yang sangat rumit, saya pikir.
Ia juga meminta saya untuk mengirimkan transkrip nilai kuliah Master saya di Inggris via email. Esoknya langsung saya kirim. Lucunya, tidak ada kabar lagi dari dia. Memang sih nilai saya tidak bagus-bagus amat. Tapi saya juga sempat memberi tahukan kepadanya bahwa separuh kelas saya tidak lulus di kelas Master saya. Kampus saya memiliki standar yang cukup tinggi.
Wawancara Kedua – Account Manager – South-East Asia Market
Beberapa hari setelah itu, dia menelfon saya kembali, dan meminta maaf karena tidak membalas dua email saya. Namun dia memberi tahu bahwa feedback wawancara dengannya positif, dan ingin men-schedule wawancara dengan tim Google South-East Asia. Cukup mendadak, wawancara akan dilakukan keesokan harinya.
Saya langsung belajar tentang Google dan produk-produk yang ditawarkan, kompetitor Google, online marketing campaign, bagaimana cara meningkatkan performance, PPC quality score, mengurangi spend, dll. Saya buka kembali data-data wawancara saya, dan semua jawaban yang telah saya siapkan untuk pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul.
Wawancara ini dilakukan dengan salah satu Account Manager di South-East Asian market, lagi-lagi seorang asal Perancis. Saya luangkan waktu untuk membuka profile Linkedin dan Twitter-nya. Dia telah bekerja di Google selama 4 tahun, 1 tahun di Eropa, 3 tahun di Singapore. Orangnya sangat ramah, dan sangat terstruktur dari cara bicaranya. Sebelum memulai wawancara, dia menceritakan tentang dirinya, dan sedikit tentang Google di Singapore.
Dia menanyakan cukup banyak hal. Dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan umum seperti career goal, pengalaman kerja di London dan Sydney, kendala-kendala yang sekarang dihadapi, prestasi yang pernah saya raih di kantor, sekolah, dan ekstra kurikuler. Lalu tentang internet di Indonesia, dan strategi-strategi yang akan saya ambil untuk memajukan Google. Beberapa pertanyaan teknis tentang Adwords dan Analytics juga ditanyakan. Secara umum, beliau berkata puas dengan jawaban-jawaban saya.
Keesokan harinya, sang recruiter menelfon saya lagi dan memberi tahu bahwa feedback interview-nya positif. Ia meminta saya untuk cuti hari Senin, untuk datang ke kantor Google Australia di Sydney dan melakukan video conference untuk 3 wawancara sekaligus dalam 1 hari. Namun saya menolaknya, karena kami sedang sibuk-sibuknya.
Akhirnya kami sepakat untuk melakukan wawancara via telfon lagi. Wawancara akan dilakukan oleh team leader untuk pasar Indonesia. Praktis Sabtu dan Minggu saya batalkan semua rencana saya, dan putuskan untuk belajar tentang pasar Indonesia. Lucunya, saya mengerti tentang seluk beluk pasar Internet di Inggris, Eropa, dan Australia, namun masih sangat buta dengan keadaan internet di negara saya sendiri.
Wawancara Ketiga – Team Leader Google Indonesia
Wawancara ini dilakukan dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Terus terang saya agak takut juga, karena terakhir saya melakukan wawancara kerja dalam bahasa Indonesia, atau pun berbicara dalam bahasa Indonesia untuk urusan formal, sudah sekitar 4 tahun yang lalu.
Beliau banyak menanyakan hal-hal tentang strategi dan marketing, pertanyaan yang memang tidak mempunyai jawaban tepat. Semua tergantung kreatifitas dan pengetahuan. Untuk hal-hal teknis, saya telah belajar mendalam tentang pasar di Indonesia, siapa saja kompetitor Google, juga tentang Adwords, PPC, Display, Adsense, Doubleclick, Quality Score, dan Remarketing.
Di meja, saya letakkan sekitar 20 lembar data-data tentang Google, statistik pasar, riset-riset internet, dll. Namun ternyata, sedikit sekali dari topik-topik ini yang ditanyakan. Beliau malah menanyakan hal-hal yang kebanyakan memang tidak ada jawabannya (maaf saya tidak bisa memberikan contohnya secara detail).
Saya mendengar beliau mengetik jawaban-jawaban saya di komputernya. Respon beliau tidak bisa saya baca. Saya tidak bisa menangkap apakah saya menjawab pertanyaan dengan memuaskan, apakah beliau senang mendengar jawaban-jawaban saya, ataukah kecewa. Setiap saya menjawab sesuatu, dia menanyakan “ada lagi?”, “mau ditambahkan?”, “baiklah, pertanyaan berikutnya.” Saya pikir, dingin sekali responnya. Praktis saya langsung kecewa malam itu. Saya rasa saya telah gagal total, terutama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang agak abstrak jawabannya.
Keesokan harinya, si recruiter Perancis menelfon saya lagi. Ia berkata wawancara saya berjalan sangat baik, team leader itu menyukai saya dan merasa puas dengan pengetahuan saya akan online marketing. “Oh ya? Wow!!!” Saya tidak menyangkanya. Langsung beliau meminta saya cuti secepatnya untuk datang ke kantor Google Australia di Sydney, dan melakukan 2 on-site interview sekaligus, melalui video conference dengan Google Asia Pacific di Singapore.
Beliau mengirimkan sebuah email untuk mempersiapkan saya untuk kedua wawancara ini. Beliau berkata, pe-wawancara pertama bukanlah anggota dari tim yang sama. Beliau dari tim regional. Orang ini akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih “abstrak” lagi.
Silahkan lihat contoh pertanyaan-pertanyaan abstrak yang ditanyakan dalam wawancara kerja di Google.
Wawancara ke-empat dan kelima – Google Australia di Sydney
Telah beberapa hari saya belajar gila-gilaan. Badan terasa lelah, mata perih dan kesat, ngantuk total. Yang membuat sulit adalah saya melakukan semua ini sambil bekerja. Pekerjaan saya pun lagi sibuk-sibuknya. Saya me-manage 4 account client yang kantornya tersebar di Sydney, Melbourne, dan Auckland (New Zealand).
Hari itu saya cuti. Saya sengaja bangun agak siang, big breakfast, sedikit membaca-baca. Saya datang cepat ke city, makan siang sushi, lalu ke daerah Pyrmont (lokasi Google Australia) untuk mencari sebuah kafe dekat kantor Google. Saya belajar lagi selama 1-2 jam di sana.
Kantor Google Australia rupanya sedang di-renovasi sedikit, namun tetap yahud. Kantornya berada di gedung yang sama dengan Accenture (perusahaan konsultasi management dan teknologi). Seperti kantor Google UK di London, di sana tersedia kafetaria, beberapa snack points – kulkas minuman soda jus dll. Terlihat beberapa karyawan sedang bermain fussball, banyak orang mondar-mandir dengan laptopnya, ada yang lagi duduk-duduk, dll.
Saya datang agak terlalu cepat dan sempat mengobrol sedikit dengan resepsionis dan HR-nya. Saya sign-in dan menanda-tangani perjanjian NDA / Non Disclosure Agreement untuk tidak membocorkan informasi apapun, di sebuah layar touch screen.
Setelah itu wawancara pun dimulai. Pe-wawancara pertama berasal dari Australia (kalau menilai dari logatnya), dan pe-wawancara kedua adalah orang Irlandia. Cukup sulit pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan (lagi-lagi maaf, saya tidak bisa memberikan contoh spesifik pertanyaannya). Kebanyakan pertanyaannya bukan tentang hal-hal yang bisa dipelajari, tapi lebih ingin melihat seberapa kreatifnya saya. Untungnya saya datang dengan berbekal banyak persiapan. Saya rasa saya menjawab dengan cukup baik.
Kedua wawancara berjalan selama satu setengah jam lebih. Pe-wawancara pertama berkata bahwa saya melakukannya dengan sangat baik. Namun respon pe-wawancara kedua agak kurang bisa saya tangkap. Setelah selesai, saya email si recruiter Perancis untuk laporan, dan menanyakan apa langkah berikutnya.
Hasil Lima Wawancara dan Langkah Berikutnya – Hiring Committee Google US
Beberapa hari terlewati tanpa ada kabar. Setelah itu sang rekruter pun menelfon. Kabar gembira katanya, semua pe-wawancara merasa senang dengan profile saya dan proses wawancaranya. Mereka setuju untuk menuju langkah selanjutnya. Saya pikir gila, parah juga… Sudah 5 wawancara masih ada langkah selanjutnya.
Ternyata 5 wawancara itu baru hanya setengah jalan. Mereka harus mengirimkan profile saya ke Google di Amerika, untuk dinilai oleh hiring committee. Bayangkan… orang-orang yang belum pernah bertemu dengan saya (yang hanya menilai saya dari kertas), merekalah yang akan memutuskan nasib hidup saya ke depannya.
Jika saya membaca blog-blog di luar sana, Google hanya menerima orang dengan indeks prestasi / IP / GPA minimum 3.6 jika berasal dari universitas umum, atau 3.2 jika berasal dari universitas top / Ivy League. Nilai undergraduate saya kebetulan hanya 2.94. Tapi saya mempunyai alasan yang sangat baik untuk hal ini, karena setengah dari masa kuliah saya, saya habiskan di lapangan baseball. Kebetulan saya dulu pemain nasional baseball. Jadi praktis saya hanya hadir di setengah kuliah saya, sisanya cuti untuk pelatnas dan pelatda.
Sementara nilai master saya juga hanya sedikit di atas rata-rata. Di Inggris, nilai untuk undergraduate dibagi 4: lulus terbaik (first), dibawahnya ada 2.1, 2.2, atau gagal. Untuk master, hanya ada Distinction, Commendation, Pass, dan Fail. Saya mendapat Commendation. Saya juga jelaskan pada rekruter itu, bahwa setengah orang-orang dari kelas saya tidak lulus sama sekali.
Seribu pertanyaan dilontarkan oleh rekruter itu untuk melengkapi profile saya, untuk dikirimkan ke Google US. Dia meminta saya meng-update CV saya kembali, ceritakan pengalaman saya memimpin sebuah project di lingkungan kerja, di luar kerja, di masa studi, bukti kreatifitas saya, prestasi selama hidup, dan semua harus diberikan fakta secara detail. Jadi misalnya saya bilang saya membantu perusahaan saya mencapai target penjualan, saya harus menulis apa peran saya, berapa pemasukan yang saya bawa untuk perusahaan, dll. Namun karena saya bukan di bidang sales / marketing / penjualan, saya harus masukkan bukti lain yang ada tolak ukurnya. Untuk hal ini, ranking website di Google, traffic yang saya bawa, atau revenue dan conversion dari website client-client saya. Luar biasa saya pikir. Dan yang paling saya takutkan adalah urusan nilai-nilai saya semasa kuliah.
Mereka juga meminta referensi profesional dan akademik. Langsung malam itu juga saya telfon rekan-rekan kerja saya di London dan profesor saya di kampus. Mereka cukup kaget mendengar suara saya. Untungnya mereka bilang siap membantu.
Hasil Akhir
Setelah tiga minggu, akhirnya saya mendengar jawaban akhir dari Hiring Committee Google di Amerika. Namun sayangnya, ini bukanlah kabar yang baik. Menurut mereka, profil saya menarik, mempunyai pengalaman yang cukup di bidang digital media dan online marketing, cocok untuk suasana perusahaan Google. Namun berhubung saya baru mulai bekerja di perusahaan saya yang sekarang hanya 3 bulan yang lalu, mereka merasa kurang teryakinkan dengan hal ini.
Jujur saya sangat kecewa mendengar hasil ini. Telah sebulan lebih saya belajar mati-matian, cuti dari kantor, membatalkan banyak rencana saya di weekend untuk bersosialisasi demi belajar. Dream almost came true.. but not quite..
Saya harus tetap berusaha mencari sisi positif dari pengalaman ini. Untuk menghibur perasaan saya yang “hancur”, tepat di hari yang sama saya membeli kamera DSLR, lensa, dan segala aksesorisnya; Lalu membuat rencana travel liburan selanjutnya.
Siapapun yang menggantikan saya menjadi kandidat pekerjaan ini, semoga berhasil. Semoga blog ini bisa membantu anda.
Halo mas, saya baca tulisannya sambil deg-degan. wah, ternyata belum beruntung yah. luar biasa sekali Google dalam menyeleksi orang yang bisa bekerja dengan mereka. Mungkin memang bukan jalannya di Google mas, hehehe tetap semangat.
btw saya lagi browsing2 untuk bekerja ke luar negeri, nyasar kesini. thanks, btw, blognya memberikan banyak inspirasi dan motivasi. 🙂 salam kenal
Hallo Mas Dan,
Hehe kecewa sekali Mas. Ini baru hari Jumat kemarin saya dapat jawabannya. Padahal sudah belajar giat sebulan, sampe cuti segala.
Menurut saya agak konyol sih prosesnya, namun ya bisa apa kita hehe.
Terima kasih sudah membaca blognya Mas.
Salam.
Andryo
Setelah sekian lama browsing tentang pengalaman orang Indonesia yang akan melamar kerja di Google, akhirnya ketemu juga. Awalnya pas membaca blog ini, saya sangat yakin akan dapat gambaran yang bagus tentang proses rekrutmen di google (kalau bisa dapat bocoran tentang tips dan trik, he he)
Terus terang, impian terbesar saya saat ini adalah bisa menjadi bagian team di Marketing di google Singapore
Btw, thanks a lot sudah share pengalaman tentang proses rekrutmen di google. Mudah2an saya bisa mewujudkan impian saya menjadi bagian team di google singapore.
Sangat berharap saya bisa menjalin komunikasi lebih jauh dengan Mas Andryo tentang pengalaman yang menarik itu. Membaca blog ini, saya sangat senang sekali. Sukses untuk karir mas Andryo ke depan. Keep fight
Hallo Mas Randi,
Terima kasih sudah membaca blog ini!
Hehe, pertanyaan-pertanyaan interviewnya bisa dicari kok, Google aja “google interview questions”. Tapi saya gak berani nulis, soalnya ada perjanjian itu.
Saya denger2 Google akan buka kantor di Indonesia dalam waktu dekat. Maklum aja, pasar internet Indonesia besar sekali. Pas mereka buka, pasti tersedia lowongan besar-besaran. Saingannya juga pasti bejibun hehe.
Terus terang proses rekrutmen nya menurut saya agak kurang efisien. Seperti kasus saya (dan banyak cerita blog2 orang diluar sana yang seperti saya), sudah lewat semua wawancara, gagal di hiring committee. Waktu dan usaha semua terbuang sia2, baik saya maupun mereka (tim pe-wawancara, rekruter, dll). Yah, namun kita bisa apa 🙂
Semoga berhasil!!
Andryo
Menarik ! Sebuah pengalaman mahal yang sangat menginspirasi. Tak banyak yang mampu melewati tahapan-tahapan ini. Karena banyak hal yang terkuras (waktu, pikiran, mental, dll). Makasih Mas uraiannya. Suka..suka..suka..! Bikin pikiran&mental semangat lagi ^_^.. Btw, Google dah mau buka cabang di Indonesia. Beberapa waktu lalu Chief Executive Officer Eric Schmidt mendatangi langsung Wakil Presiden Budiono buat membicarakan kemungkinan invest dan buka kantor disini. Kabarnya dana yang digelontorkan masih kecil-kecilan, tapi tembus sampai 1 jt US $ (weleh-weleh, dasar perusahaan gede, angka kecil itu jadi relatif, he..he..). Tapi tampaknya niatnya buat invest tertahan sama sistem regulasi di kita. Semangat terus ya Mas ^_^
Hai Zhafira,
Memang sudah layaknya Google mempunyai kantor di Indonesia. Pengguna internet di Indonesia konon sudah 45 juta orang. Bandingkan dengan total jumlah penduduk misalnya di Australia (25 juta). Yang menyulitkan yah itu lah, regulasi.
Juga belum begitu banyak transaksi online penduduk, dan terlebih lagi untuk di mata Google – online advertising spend masih sedikit di Indonesia dibandingkan media lain (TV, print, radio, dll).
Terima kasih sudah membaca blog ini 🙂
A
Hi Andryo,
saya juga punya pengalaman yang sama dan baru dapat email dari mereka tanggal 06 Juli kemarin. Di emailnya mereka bilang juga seneng dan impressed dengan hasil interviewnya setelah kalimat itu muncullah kalimat ini “We carefully reviewed your background and experience, and though we do not have a position that is a strong match with your qualifications at this time, we will be keeping your resume active in our system. We will continue to use our database to match your profile with new opportunities and will reach out to you if we find an opening for which you may be qualified.”
Jadi, based on email itu…walopun belum sekarang, tapi saya masih “ngarep” hehehe….
All da best for you yah…. 🙂 mari tetap berharap!
Hi Anna,
Masa cuma dikasih tau lewat email? Rekruter-nya gak telfon? Wow.. kaget juga dengernya… Well what can we do 🙂
All the best for you too.
Andryo
Hi Andriyo,
Jd proses yg saya lalui itu 4 interview. Interview pertama by phone, ke-2 sampai ke-4 interview via gtalk. Nah setelah interview ke-4 ada miskol dr SG dan masuklah email itu heheehe…anyhoo, skrg lg menikmati bekerja untuk kompetitornya dulu 😀
Hi Anna!
Thx for sharing and reaching out. It’s good to connect with like minded people in the same industry 🙂
Hope to cross path again in the future.
Cheers.
A
sulit ya?
wah kaga bakalan kayaknya saya ini he he. Cukup jadi publisher recehan saja.
Hehe.. kerja di Google belom tentu dapet duit lebih banyak dari publisher recehan.
Sukses terus!
Tetap semangat mas bro
anggap saja google yang belum beruntung merekrut Anda hihihi
Sayang sekali yah, proses akhirnya seperti itu ‘kurang pas sepertinya’
Well “always positive :)”
Terima kasih lho Mas. Seandainya saja begitu hehe. Yah masih mencoba lihat sisi positifnya.
Salam.
Andryo
Hallo Bro,
Saya tadi sempat baca sekilas ulasannya di okezone.com terus saya mutuskan continue baca blognya.
salut saya baca pengalaman interviewnya for get job at google.
saya pernah baca di Pcplus , emang google punya stlye yang unik dalam mentreat emplyoeenya, jadi ide2 brilian itu akan muncul selalu..
kata bijak bilang kegagalan cuman sukses yang tertunda. never give up.
Amiiiinnn.. sukses tertunda datanglah!! 🙂
kisahnya seru banget mas, saya baca runtut dari awal, dan saya menikmatinya, walapun pada akhirnya gagal ya :(. setidaknya kisah ini bisa memberikan gambaran pada teman2 dari Indonesia lainnya bagaimana tahapan melamar kerja di google dan apa saja yang mesti dipersiapkan.
Subhanallah..
Tetep semangat mas… at least tulisan di atas pasti ada yg baca dr perusahaan lain… sapa tau langsung direkrut..
Semoga senantiasa diberi kemudahan kelancaran dan kesuksesan…
Amin
Hi Mas Andryo..
Saya membaca blog ini dengan hati dag dig dug akan hasil akhir nya. Ternyata memang tidak mudah menjadi bagian dr Google.
Memanglah ada niat ingin mencoba apply ke Google, tp makin yakin “ga bakal keterima” aplg utk lulusan Bachelor of Computer Science yang kata nya perekrutan nya harus pake programming competiton segala.
anyway, sukses trus mas Andryo, semoga ke depan nya dapat bekerja di tempat yg lebih baik lg. 🙂
Cheers,
Hi Andriyo,
Sangat buang-buang waktu kayanya ya, coba mereka sudah bisa ambil keputusan dari awal “kenapa orang ini baru 3 bulan kerja sudah mencari kerjaan lain?” kan jadi bisa di cut dari awal.
Setelah baca blog ini, life-path sangat menginspirasi (terutama jatah cuti pas di UK :)) , dan saya justru sekarang lagi dalam tahap sebaliknya. Mencari jalan keluar dari Singapore ke Australia, udah kerja di Singapore hampir 2 tahun, baru pindah kantor ke TNS (kayaknya mereka masih nyari orang lagi, berminat?). dan berharap kelak dipindah ke Australia hehehe…
Kalo ga salah dulu baseball di club Garuda bukan?
New is always better,
Archer
Hello Archer.
Iya sempet main di Garuda. Lo dulu juga maen kah? Dah kaya apa tuh senayan skrg? haha.
Seru juga TNS, market research ya. Bingung juga sih, kalo disuruh milih AUS dan SG.. Stay dulu deh buat pengalaman 🙂
Salam.
Andryo
pengalaman yang menarik nih, walaupun hasil kecewa belajar dari pengalaman mas Andryo bisa membuat orang lain juga terbuka 🙂
Masuk berita ke http://techno.okezone.com/read/2011/08/01/55/486597/orang-indonesia-melamar-kerja-di-google-ini-ceritanya loh 😀
Mas masuk/lamar kerja yg kemarin di buka di alamat Google Singapore http://www.google.com.sg/intl/en/jobs/singapore/ ya?
Google gak jadi bukan kantor menurut Duta Besar AS untuk ASEAN David L. Carden, terkiat infrastruktur, kelistrikan, dan regulasi.
Terima kasih Aulia.
Iya, ngelamar dari halaman itu.
Oh ya? Gak jadi? Udah pasti nih? Sayang juga sih, Indonesia kan pengguna internetnya super banyak. Market yang luar biasa besar. Namun belanja iklan onlinenya masih sedikit. Mungkin masalah waktu aja…
Salam.
Andryo
wah sebuah perjuangan ya mas.
salut banget dengernya, Semoga kesempatan itu ada di lain waktu.
bagaimanapun juga semua orang tahu Google menerima pekerja tak bisa dibilang mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin, semangat mas 😀
Asyik sekali aku membaca pengalaman Andryo.
Bahkan sampai akhir termasuk semua komentarnya.
Cerita yang sungguh bermanfaat.
Soal internet dan hal-hal yang berhubungan dengan google aku yakin aku masih sedikit tahu, jadi kemungkinannya kecil sekali bisa bersaing untuk bisa diterima kerja di tempat google.
Paling yang bisa aku lakukan adalah mendirikan perusahaan yang menjadi pesaingnya google hehehe.
🙂 thank
Maju terus Mas. Ciptakan pesaing Google, jangan biarkan Google mendominasi. Persaingan adalah sehat 🙂
Salam.
Andryo
Good review…
Saya baru mau ngisi formulirnya… setelah membaca jadi berpikir dua kali… ternyata seleksinya ribet juga ya… Tapi sepertinya pengalaman yang menantang bisa menghadapi recruiter salah satu raksasa internet ini…
Terimakasih banyak.
Andryo.. Yono.. Julia.. apa kabar?
Very insipiring story. I learn a lot trough this story.
Salute sm semangat elo yang tidak cuma in-the-sprit-of-iseng2 berhadiah. Ga dapat google sekarang, tp kadang one thing leads to another.
Envy with your overseas exposure, Yon!
Keep on blogging ya.
Salam dari Jakarta yang panas,semrawut, acak kadut tapi MURAH 🙂
-NM-
Hehe teman lama.. apa kabarnya..? Semoga sehat-sehat saja.
Dah beranak belum lu? hehe.
All the best!!
Wah senang kali ya bisa bekerja di google. Tapi ngomong2 gaji bekerja di google berapa ya?
Wah saya juga kurang tahu Mbak 🙂
Tapi menurut saya sih gak bisa dipukul rata juga, tergantung posisi dan pengalaman masing-2 orang. Kalau saya tebak harusnya gak begitu besar, namun makan 3 kali sehari kan gratis, dan banyak fasilitas lain. Kerja sekaligus fun…sebuah hal yang jarang bisa ditawarkan perusahaan-2 lain. Dan saya yakin orang mau kerja di sana bukan untuk uang, termasuk saya 🙂
Salam.
mas Andryo, saya sangat kagum dengan pengalaman mas sampai di google …….sungguh pengalaman yang sangat menarik an pantas tuk di kenang n buat crita pada rekan2 indo……saya juga ngarep ke google …tapi yaaaaaaaaaaaaaaaa apalah daya ….????????
sukses tuk mas,
salam
Halo Mas Andryo,
Tulisan-tulisan Mas Andryo sangat manarik lagi syarat manfaat,
Ijinkan saya merekomendasikan link blog Mas Andryo ke kolega-kolega saya yang barangkali memerlukannya.
Salam,
Anton
Halo.
Terima kasih lho Mas. Saya juga senang kalo bisa membantu apalagi dipromosikan hehe.
Salam.
Andryo
Barusan saya baca di Okezone dan penasaran dengan kelanjutannya.
Salut buat mas Andryo, benar-benar pengalaman yang sangat berharga, baik bagi mas Andryo sendiri maupun orang-orang yang membacanya.
Senang bisa mendapatkan pengalaman dari orang-orang yang penuh semangat seperti anda.
Wah, semoga diterima ya mas jadi karyawan dikantor google, 🙂
bagus kok, mereka mengumpulkan cukup bukti dan menumpuknya hanya untuk mengetahui bahwa jam terbang kita belum dianggap cukup untuk pindah haluan, fair enough menurutku kecuali para rekruiter dari negeri kita sendiri: tak perlu mengumpulkan cukup bukti asal cukup digit dari orang lain untuk menggusur posisi anda!!! dan simply said: “wani piro????!!!”….
wah bung Andryo luar biasa sekali. Memang salah satu impian orang-orang dibidang IT adalah bisa mencoba bekerja di salah satu Perusahaan terbaik dunia. Saya sendiri adalah mahasiswa di sebuah universitas swasta di Bandung dengan majority di IS, kalau boleh tahu ni bung Andryo, dulu ambil majoritynya apa sampai ke”cantol” di bidang SEO begitu?
Trus Google itu menerima CV melalui apa? apakah via LinkedIn? atau ada media lainnya?
Trims.
Randy
Hello Randy,
Terima kasih sebelumnya. Dulu saya kuliah jurusan Digital Media. Sebenarnya dulu lebih ke area interaction design, online video, sama online marketing.
Kalo untuk web design & development, saya belajar sendiri – modal nekat eksperimen sama baca-baca aja. Lalu kerja jadi web designer. Nah web-web yang di design kok rank-nya gak tinggi ya di Google. Akhirnya belajar SEO sendiri lagi deh, sampe akhirnya pindah kerja ke bidang SEO hehe.
Google nerima CV lewat website lowongannya. Tapi umumnya rekruter-rekruter mereka aktif semua kok di Linkedin. Mereka juga biasanya “hunting” talent dari situ.
All the best!!
Andryo
Hello mas andryo.
Berkunjung ke blog ini serasa keliling dunia, kemarin ke UK lihat videonya ada gitar yang keliling dunia, hari ini mampir ke sydney :lol:. Sungguh penglaman² yang fantastic yang semua orang tidak merasakannya (termasuk saya :P). Sukses selalu mas, dan semoga hati yang hancurnya sudah terobati 😀 *kidding
Hi Andryo…
Tau blog ini dari natashia, my office mate…
sekarang gw lagi proses interview Google spore jg nih.. gak mau ngarep banyak karena takut kecewa… kmrn aja udah kecele pas apply 2 macam posisi, yang 1 online campaign manager gitu, dan 1 lagi more into customer support (associate level)… yang OC manager itu kayanya dah lewat deh gara2 gue nggak ngerti pas dia bilang mau “chat”, gue pikir mau chat lewat messenger, hahahaha…
anyway, gw ngarep kalo yang associate level ini kagak pake tahap panjang berliku dan direview google US… capek bow… kmrn sih HRnya bilang bakalan ada 4 interview lg, sama manager dan peers.
pasrahkan semua kepada yang DiAtas deh, wooshaa…
Steph
Good luck Steph, and thanks for reading 🙂
Hi Andryo
Good review and good insight. Thanks for the story.
We are on the same boat.
Kemaren jumat, baru aja onsite interview di Google Singapore.
sekarang cuma bisa nunggu keputusannya aja. Most probably, it’s in hiring committee now.
Just finger crossed and praying.
Btw I researched your education and experiences. I think you are more than enough for the qualifications. (definitely better than me, I admit it). If I’m not wrong, Google is looking for people to fit into it.
Anyway. Don’t give up and keep up trying. I have been rejected twice also for the previous position, and currently is still waiting for this one for Google Jakarta. Just hoping we can be on the same team for Google. I’m more eager to learn from you.
Sincerly,
Erick
Hi Erick,
Oh ya? Nice!!
Iya nih, waktu itu gak lolos di hiring committee karena alasannya baru 3 bulan di kantor yang sekarang. Well… mencoba untuk lihat hikmahnya saja, summer is coming here down under hehe 🙂
Wait.. Google Jakarta? So they finally will open their office there? I do wish you all the best. I might apply again sometime next year. Let me know how it goes. In the mean time, let’s connect. Please add me on Linkedin or G+.
Cheers.
Andryo
yup google jakarta is coming..
iseng2 pengen tau apa ada put information about google jakarta, eh nemu blog okezone and akhirnya mampir ke sini karena ceritanya seru..
gua sekarang lagi proses juga sih.katanya memang untuk google jakarta
but baru selesai interview ke 2 hari ini (via phone)
baca blognya mas andryo and mikirin bahwa musti sampe kumpulin data banyak banget bener2 bikin deg-degan haha..
in Google Singapore ada 4 org indonesia yg bekerja di sana, (it’s must be a super one from indonesia)
so, ada yg dah lolos seleksi untuk Google Jakarta ?
Wah, sepertinya susah banget ya mas andryo masuk di google. .
saya juga pengen kerja di sana, impian dari SMA. .
mau coba belajar serius dalam program komputer, bahasa inggris dan lain nya
setelah melihat pengalaman mas andyo, saya seperti nya tidak yakin bisa masuk kesana.
seleksi nya sangat ketat. .
haduh… jadi sedih. .
Halo Kana Kurnia,
Memang susah masuk Google, karena yang mendaftar bisa ratusan / ribuan, yang diterima hanya sedikit. Tapi bukan berarti tidak mungkin, semua orang kan peruntungannya beda-beda. Sepintar-pintarnya atau tidak, semua tergantung pada kesiapan di interview.
Kemarin saya belajar gila-gilaan dan akhirnya bisa menjawab semua pertanyaan dan lolos semua tahap wawancara, namun yah sialnya di tahap Hiring Committee yang tidak menerima saya karena saya baru memulai pekerjaan saya yang sekarang.
Maju terus Mas, mulailah belajar dan bangun pengalaman di online / digital media.
Good Luck.
Andryo
iya mas, terima kasih atas saran nya.
saya mau coba berusaha melamar di sana karena itu sudah impian saya dari dulu
doain saya ya mas,
kalo boleh tau, Hiring Committeee it apa mas. . ?
masa sih mas, sampe segitu nya. .emang nya susah banget ya. .
saya pengen banget juga bisa kerja di google.
mulai sekarang saya mau mempersiapkan mental, pengalaman dan yang lain nya.
mohon doa nya ya mas. .apa hasil akhir nya itu yang terbaik buat kita. .
ngomong2 Hirring Committe itu apa mas. .?
mas andryo mau gak berbagi pengalaman dengan saya. .
Kana,
Hiring Committee adalah semacam “badan” di Google US, yang memberikan approval siapa yang diterima kerja di Google. Mereka mengambil keputusan di luar dari pihak yang me-wawancara. Dan keputusannya tak bisa diganggu gugat 🙂
Salam.
manteb mas!! inspiratif bgt pengalamanx..
ohh. .begitu ya mas. .
kemaren mas gk lolos di bagian situ ya. .ko bisa mas. .
apa memang susah ya untuk melewati bagian itu. .
mohon bantuan nya ya mas. .
@Erick
gimana hasilnya..
sekarang giliran daku yg akan jalanin onsite interview,tapi via Gtalk sih..
om erick emang lokasinya di sg yah sekarang yah ?
Etoh,
OnSite interview kok pake Gtalk? Jarak jauh kah, atau dateng ke kantor Google?
Andryo
Hi Andryo…
i’ve been wondering the difference between ‘strategist’ and ‘associate’ level at Google… such as account strategist vs advertising operations associate. is strategist higher or peer to peer with associate? because from the explanation, it seemed the job description quite the same, only the AO associate is handling SMEs clients.
maybe you know better 🙂
Thank you
Hey Steph,
Usually associate is of lower level, for example Manager and Associate Manager. But of course this can differ between companies and/or industries.
Might wanna be careful with “operations” role, sounds mundane. Strategist is a more “thinking” role.
Good luck 🙂
@andryo
iya HR nya bilang sekarang on site interview.. (pertama kirain mo di kirimin tiket ke spore, haha) ternyata on site nya pake gtalk – video conference,
n dah selesai intv ke 4,
masih ada 5 dan 6 to go..
long way to go ~! hope God help me on this~!
pengen tau, apa ga ada rekan lain yg di interview lagi yah ?
(GI ini butuh berapa org sih karyawan buat di jakarta, jadi penasaran)
Halo Andryo,
Terima kasih telah membagi pengalaman anda dengan Google. Keadaan saya hampir sama dengan anda, dan aplikasi saya sudah dikirim ke Hiring Committee oleh sang prancis itu. Setelah membaca pengalaman anda, saya sudah tidak berharap banyak akan aplikasi saya ini. Pengalaman saya lebih ke arah Google SEM (yakni AdWords), akan tetapi saya juga baru memulai kerja full-time saya dari September 2011 di Sydney. Tapi sebelumnya, saya sudah pernah memegang campaigns AdWords di perusahaan lain dan untuk pengetahuan saya rasa cukup OK.
Dua hari yang lalu saya baru selesai wawancara ronde ke-7!! Benar Andryo, anda tidak salah lihat lagi. Ronde ke 7!! Waktu selesai wawancara ronde ke-5, saya diberitahukan oleh sang prancis itu bahwa sudah tidak akan ada lagi wawancara kedepan. Langkah berikutnya adalah menjawab beribu-ribu pertanyaan yang ia lontarkan ke saya. Akan tetapi, setelah 1 minggu tidak ada kabar, ia tiba2 menelfon saya bahwa Account Manager Indonesia ingin sekali lagi “berbincang” dengan saya untuk melihat apakah saya adalah seseorang yang dapat diajak bekerja sama atau bisa bekerja harmonis dengan beliau. OK, saya jalanin wawancaranya dan hasilnya positif semua. Kemudian setelah mengirim jawaban untuk pertanyaan dari sang prancis, saya diberitahukan bahwa aplikasi saya sudah ditujukan ke Hiring Committee. Lalu kemudian tidak ada kabar berikutnya selama 1 minggu lebih. Yang lebih parah itu si sang prancis menjanjikan akan mengirim lebih banyak pertanyaan lagi ke saya tapi dengan alasan sibuk bla bla bla, hal tersebut tertunda sampai hari minggu kemarin beliau baru berhasil menyelesaikan pertanyaan “extra” dan mengirimkannya ke saya.
Proses tidak berhenti disini saja. Ia kemudian menjadwalkan wawancara berikutnya (yakni yang ke-7) hari Senin kemarin. Kali ini si pe-wawancara adalah kepala departemen AdSense (menurut saya, beliau orang Portugal). Pertanyaan sangat tajam, dari yang sangat teknik sampai umum, semua berhasil saya tangkis dengan mulus (tahunya karena sang prancis kembali ke saya 30 menit kemudian berkata bahwa wawancara berjalan sangat baik). Nah, sekarang ini saya seperti kasus Andryo sebelumnya, yakni sedang menunggu keputusan dari bapak hakim2 Hiring Committee. Akan tetapi karena keadaan saya seperti Andryo (baru mulai pekerjaan baru kira2 2 bulan yang lalu), saya sudah mengira bahwa aplikasi saya pasti ditolak dengan alasan yang sama dengan yang diberikan kepada Andryo.
Yang saya mau tanyakan dengan Andryo adalah apakah anda pernah berusaha untuk mengkritik atau komplain dengan ketidakefisiennya proses rekrutmen di Google. Logikanya (menurut cerita Andryo) berarti keputusan terakhir dan yang tidak bisa diganggu gugat adalah di tangan si para hakim dari Hiring Committee itu. Kalau memang begitu, kenapa tidak dari pertama setiap aplikasi yang masuk langsung lemparkan ke Hiring Committee terlebih dahulu untuk dinilai apakah kandidat ini layak diteruskan prosesnya. Kan kasihan waktu, fisik, dan mental kandidat dan para pe-wawancara? Apalagi tujuan utama Google meribetkan proses recruitment mereka supaya menghindari ketidakadilan keputusan dari setiap pihak. Nah, kalau hanya hakim mulia Hiring Committee yang memutuskan, berarti ini sudah melanggar atau tidak sepadan dengan asal tujuan dari proses ribet ini donk?
Gimana menurut Andryo?
Salam,
Jul
Oh ya lupa bilang, aplikasi saya masukan waktu bulan July 2011. Sampai hari ini belum ada keputusan dan berita apa2 dari pihak Google. 4 BULAN!!! Bagi yang baru masuk aplikasinya, ini adalah pengalaman yang menguji kesabaran. Mungkin salah satu nilai positif dari pengalaman ini adalah tambah tingginya tingkat kesabaran.
Hi Jul,
Thx for sharing.
7 wawancara? Wow.. Banyak dan capek juga ya. Ini untuk Google SG atau ID?
Waktu kasus saya dulu, memang saya sudah mulai kerja, baru melamar Google. Kalo dari cerita Jul, apply July, berarti sudah apply ke Google sebelum memulai kerja? Mungkin kasus Jul lebih baik dari saya.
Untuk proses rekrutmen, hmm susah juga ya untuk diubah. Karena sistem mereka di semua negara memang seperti itu. Mau protes ke rekruter juga saya yakin mereka tidak punya suara. Mungkin sistem ini ada baiknya untuk mereka, pasti ada sebabnya mereka memakai sistem ini.
Good luck Jul! Hope you get it 🙂
Andryo
saya ingin banget kerja di google singapore, tapi basic sy di ekonomi
dan sudah 4 tahun ini sy kerja di perbankan, bagaimana cara melamarnya yah?
bulan lalu saya lihat ada penerimaan, tapi sy tidak tahu cara apply nya
ada referensi g kira” posisi apa yg cocok dengan saya.
Hi Andryo,
Terima kasih Andryo. Tapi saya kira para hakim dari Hiring Committee hanya menilai dari kertas resume saya. Mereka tidak akan mempertimbangkan kenyataan bahwa aplikasi saya sudah masuk sejak Juli (saya rasa mereka juga tidak tahu). Sang Prancis itu pada waktu beliau pertama kali menelfon saya juga kaget waktu saya bilang aplikasi sudah saya masukan sejak Juli. Tidak berharap apa2.
Aplikasi saya untuk SG. Kapan hari pernah tengah malam (waktu Sydney) sang Prancis itu telfon saya tanya apakah ada keinginan kerja di Jakarta. Ya, saya terus terang aja bilang sama beliau bahwa preference pertama tetap di SG.
Kalau boleh saya tahu, Andryo waktu itu tunggu berapa lama yah sampai diberitahukan hasilnya oleh si Prancis itu (sejak aplikasi anda ditujukan ke hakim Hiring Committee)?
Salam,
Jul
Halo Jul,
Sorry replynya lama, lagi away soalnya.
Waktu itu kira2 2 setengah mingguan baru ada hasil dari mereka.
Btw ini apakah aplikasi untuk posisi yg sama? Kalau iya, lama sekali ya proses mereka sampai mendapatkan org yg tepat.
Good luck Jul. Let me know the result 🙂
A
Hi Andryo,
Salut buat kerja keras anda. Saya jadi malu, baru berusaha sedikit udah nyerah. Thanks for inspiring me 🙂
Salam kenal
Hi Andryo,
Terimakasih udah share pengalamannya…
Membaca pengalaman Anda jadi ngeri dengan proses interview yang super ketat.
Apakah proses interview ini dilakukan untuk semua kandidat yang melamar? i mean bukan hanya untuk level managerial tapi untuk level staff juga akan menghadapi proses interview yang seperti ini?
Untuk applicant yang sedang mencoba peruntungan di Google tetap semangat ya 😀
Salam
MJ
Hi MJ,
Proses interview ini sepertinya dilakukan oleh semua kandidat. Memang mereka sangat selektif untuk memilih pegawainya.
Ada kasus-kasus tertentu dimana tidak ada proses interview, misalnya jika Google “membeli” perusahaan lain. Seperti YouTube, dll. Sepertinya secara otomatis mereka “diangkat” jadi pegawai Google. Pembaca lain mohon dikoreksi jika salah.
Salam,
Andryo
Hi Andryo,
Saya sangat ingin bekerja di Google, mirip dengan anda, yaitu work life balance purpose…namun, selama saya mengirimkan lamaran sejak beberapa bulan yang lalu, hingga sekarang belum ada jawaban. namun saya belum mau menyerah…boleh ngak nih kalo mas andryo mau berbagi template CV dan cover letter (setelah dibersihkan data pribadi nya) kepada saya, karena saya merasa standar cover letter dan CV saya belum sesuai dengan standar untuk perusahaan seperti Google…thanks in advance…cheers and regards.
Halo Tony,
Untuk cover letter, saya tidak punya template. Cover letter sebaiknya ditulis sesuai dengan perusahaan nya, disambungkan dengan pengalaman pribadi kita sebagai pelamar, dan bagaimana skill dan pengamalan kita bisa membantu perusahaan itu.
Untuk CV, ide yang baik nih. Nanti saya mau tulis post tentang menulis CV. Yang pasti jangan terlalu panjang. Dulu saya sewaktu masih tinggal di Jakarta selalu mendapat saran CV / Resume harus panjang, semakin banyak halamannya semakin baik. CV saya sekarang hanya 1.5 halaman.
Will let you know once I have posted the CV writing tips.
Salam.
Wuih.. proses panjang dan berat, ya?! Btw, ada rencana untuk coba masuk Google lagi, mas?
Wah.. kalo itu sih bukan rencana.. tapi impian hehe.
Hi Andryo, ini Anna yg waktu pernah kasih comment juga,
anyhoo…ternyata mereka beneran mereview lagi dan guess what?!
Am IN! 🙂
I’ll be flying to Sydney today for a new hire training.
Dreams do come true!
all da best! :))
Cheers,
Anna
Hi Anna,
Wow.. so happy for you, congratulations!!
Nanti based di SG atau Jakarta?
Hope you have fun in Sydney. Give me a shout if you want to have coffee or drinks.
Andryo
Rencana google akan buka kantor di Indonesia, apakah nantinya prosesnya akan sama?
Kang Andre,
Sepengetahuan saya, semua proses rekrutmen Google di negara manapun menggunakan standar yang sama.
Andryo
Hi Andryo!
sorry baru sempet comment balik, skrg udah back to ID, lemme know kalo berminat join yg di ID 🙂
Cheers,
Anna
Hey Anna,
No worries. I think I’m gonna stay in Australia for a bit before maybe going home. I’ll definitely be in contact when that happen.
Do stay in touch.
Andryo
hi andriyo..
salam kenal saya alvin..
saya ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan..
saya uda kirimkan via email ke blog@andryo.com
terima kasih sebelumnya ..
thx for sharing..really inspiring..
mas, saya izin kutip blog ini untuk kepentingan artikel di tekno.kompas.com ya.
thanks.
Mas Deliusno,
Mari Mas, silahkan. Boleh minta di link ke sini Mas.
Terima kasih.
Andryo
Mas Andryo, ini artikelnya baru dipublish http://tekno.kompas.com/read/2012/10/19/18090542/Panjangnya.Proses.Jadi.Karyawan.Google
thanks
Terima kasih Mas Deliusno.
Salam.
Andryo